Sebagai salah satu negara bekas jajahan, India yang dikenal juga dengan nama kunonya Bharat, merupakan satu Republik Federal semenjak tahun 1950, walaupun telah mendapat kemerdekaannya dari Inggris tahun 1947, negara yang luasnya sekitar 3.268.090 km2 itu merupakan negara ketujuh menurut luasnya di dunia ini. Oleh karena luasnya itu, bersama dengan Pakistan daerah itu disebut juga satu “anak benua”, yang terdiri dari tiga bagian:
a. Pegunungan Himalaya di sebelah Utara.
b. Dataran tinggi Deccan di bagian Selatan.
c. Di antara nomor 1 dan 2 terletak dataran sungai Gangga dan Indus.
Pegunungan Himalaya dengan puncak-puncak yang tertinggi di dunia merupakan dinding yang tinggi di sebelah Utara, yang menahan angin dan segala pengaruh yang datang dari Asia Tengah. Di anak benua ini ditemui tempat yang mempunyai curah hujan yang terbanyak di dunia, yaitu 10.881 mm di Cherrapunji (Assam) dan daerah yang sangat kering di padang pasir Rajastan dengan hanya 65 mm, di bagian paling Barat. Curah hujan yang berbeda-beda dan kaitannya dengan iklim yang tidak dapat diatur, menyebabkan timbulnya banjir dalam musim hujan di beberapa negara bagian dan kekeringan dalam musim kemarau.
Anak benua yang seluas itu didiami oleh kira-kira 550 juta orang. Dan jumlah penduduk ini yang menjadi salah satu masalah rumit, karena cepat sekali pertambahannya. Kecepatan pertumbuhan penduduk ini menyebabkan kemajuan ekonomi yang dilaksanakan dengan Rencana Pembangunan lima tahun sekarang sudah yang kelima-sedikit sekali artinya lagi. Dan sebagian terbesar penduduk 80% tinggal di pedesaan.
Bukan jumlahnya dan kecepatan pertumbuhannya saja yang menimbulkan berbagai persoalan. Penduduk India terdiri dari berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaannya masing-masing. Semuanya menimbulkan berbagai persoalan yang mempengaruhi corak pendidikan.
Bangsa Arya yang mula-mula masuk dari Persia ke India antara tahun 1500-1200 S.M., melalui celah kyber di utara membawa agama dan hidup menurut ajaran Veda, sesudah mengalami perkembangan, berkembang menjadi agama Hindu. Salah satu aspek agama Hindu ialah pembagian masyarakat atas beberapa kasta, yang merupakan hambatan bagi perkembangan masyarakat. Kasta Paria yang kira-kira 54 juta jumlahnya dan hidup dalam keadaan terisolasi tidak dapat turut dalam perkembangan masyarakat. Menurut undang-undang Manu yang menetapkan hak-hak dan kewajiban tiap kasta, yang boleh mengajarkan isi buku suci hanya kasta Brahmana, sedangkan yang boleh mnjadi murid ialah kasta Brahmana dan kasta Ksatria.
Bangsa Arab yang datang pada permulaan abad ke -8 membawa kebudayaan Islam. Raja-raja Islam, terutama dari dinasti Moghul dapat menguasai sebagian besar dari anak benua ini dalam abad ke 16. Bagaimanapun besarnya usaha Sultan Akbar untuk mempersatukan pemeluk agama Islam dan Hindu, tetapi usaha itu gagal. Hanya selama pemerintahan penjajahan Inggris pemeluk kedua agama itu dapat hidup berdampingan, walaupun selalu ada perselisihan. Partisi bekas jajahan Inggris itu dalam tahun 1947 membuktikan besarnya perselisihan itu sehingga terbentuklah negara India dan Pakistan.
Pengaruh Islam di Republik India tidak besar. Dewasa ini hanya 11% dari seluruh penduduk Republik India. Mereka mempunyai sistem pendidikan sendiri, yaitu Hahtat. Tempat anak-anak mula-mula mempelajari kitab suci Al-Qur’an ialah di Masjid, dan kemudian diteruskan di madrasah. Selama kekuasaan raja-raja Islam, ada yang menekan pendidikan Hindu. Sesudah kerajaan Islam mundur, mutahab dan madrasah ini pun turut pula mengalami kemunduran.
Kebudayaan Barat mula-mula dibawa oleh orang Portugis, kemudian oleh Inggris. Bersamaan dengan kebudayaan itu masuk pula agama Kristen, sehingga sampai sekarang 2,1% penduduknya beragama Kristen. Pendidikan yang diberikan oleh Inggris, disertai penggunaan bahasa Inggris, terutama karena banyaknya bahasa di India. Selama pemerintahan penjajah, bahasa Inggris menjadi bahasa resmi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah.
Gerakan nasional sebagai reaksi terhadap penjajahan timbul dalam abad ke 19, gerakan nasional mendapat wujudnya dalam tahun 1815 dengan pembentukan Kongger Nasional India.
Pendidikan
Waktu India mendapat kemerdekaanya pada tanggal 15 Agustus 1947, maka dibentuklah Union State (negara persatuan) yang terdiri atas 18 negara bahagian dan 10 union territoy. Yang terakhir ini langsung diatur oleh pemerintah pusat. Dalam konstituasi Republik Federasi India ditetapkan bahwa pemerintah setiap negara baagian bertanggung jawab atas pendidikan.
Pada waktu kemerdekaan dicapai hanya 25% dari anak-anak umur sekolah yang bersekolah. 10% diantara penduduk yang dapat membaca dan menulis. Di dalam pemerintahan Federal yang lain fungsi Menteri Pendidikan hanya pemberi nasehat bagi negara bagian mengenai pendidikan. Disamping itu ia mengkoordinasi pelayanan pemerintah Federal di lapangannya. Dibentuk pula berbagai lembaga yang dapat melakukan tugas supervisi atas pendidikan dari pelaksanaan Rencana Lima tahun. Program Pengembangan pendidikan setiap tahun pun diawasi oleh kementrian itu. Tanggung jawab atas beberapa universitas tertentu turut dipikul oleh kementrian Pendidikan Federal. Kementrian Pendidikan di Negara Bagian terutama bertanggung jawab atas pendidikan rendah dan menengah di negara bagian. Penyelenggaraan pendidikan rendah diserahkan kepada pemerintah wilayah, jadi kepada kotapraja dan pemerintah desa. Dewan sekolah (School Board) yang mempunyai anggota dari kalangan pemerintahan dan yang ditunjuk bertugas mengangkat pegawai pendidikan yang mengawasi pelaksanaan peraturan disusun oleh pemerintah federal.
Karena tanggung jawab kependidikan dipegang oleh berbagai instansi, maka sumber keuangan untuk pendidikanpun banyak pula. Yang terbesar adalah biaya dari negara bagian sendiri. Pada mulanya negara bagian memegang lebih dari setengah biaya yang diperlukan. Kemudian ada biaya dari pemerintah federal dan dari pemerintah kota praja/ desa, yang terakhir ini biasanya kecil penentuannya.
Keadaan pendidikan di negara-negara bagian tidak selalu sama. Misalnya ada negara bagian yang membebaskan biaya sekolah pada tingkat sekolah rendah, tetapi ada pula sampai pada tingkat sekolah menengah. Malahan ada beberapa negara bagian memberi kebebasan itu pada semua tingkat. Begitu juga dengan struktur sistem pendidikannya biarpun ada pokok-pokok persamaan, tetapi perbedaan banyak. kewajiban belajar telah ditetapkan dalam konstitusi dari tahun 1947, yang menetapkan bahwa negara mengusahakan pendidikan yang bebas dan diwajibkan bagi semua anak sampai umur 14 tahun. Sampai sekarang pelaksanaan kewajiban belajar itu belum tercapai, malahan sasaran Rencana Pembangunan Lima Tahun ke V (1974-1979) barulah untuk mencapai penampungan 97% dari anak-anak berumur 6-11 tahun. Baru pada akhir Rencana Pembangunan Lima Tahun ke-VI (tahun 1983/1984) tujuan konstituasi itu diharapkan dapat dicapai.
Sekolah Taman Kanak-kanak belum dapat diadakan oleh pemerintah, yang ada ialah yang didirikan swasta. Sekolah rendah umumnya lamanya 5 tahun, tetapi ada juga yang 4 tahun.
Seperti dikemukakan diatas, sekolah dasar dibantu pembiayaannya oleh pemerintah negara bagian atau pemerintah federal “union territoy”. Pengelolaan dilakukan oleh pemerintah kota pra/desa. Kurikulum didasarkan pada penggunaan bahasa itu, tetapi kadang-kadang anak harus mempelajari bahasa regional di tempat ia bersekolah.
Soal bahasa menjadi salah satu masalah pendidikan yang rumit di India. Jumlah bahasa di negara itu lebih dari 200, ada bahasa yang dipakai oleh berjuta orang, ada pula yang hanya oleh ribuan orang saja. Ada pula bahasa yang tidak mempunyai sastra dan tulisan. Dalam konstitusi ditetapkan bahasa regional yang pertama yang dimaksud dijadikan bahasa resmi untuk seluruh India ialah bahasa Hindi. Bahasa Inggris masih dijadikan bahasa resmi kedua dalam setiap negara bagian untuk masa 15 tahun semenjak dicantumkannya hal ini dalam konstitusi. Jadi dalam tahun 1972 fungsi bahasa Inggris sudah harus berakhir. Tetapi rupanya bahasa Hindi belum dapat diterima di seluruh India.
Disekolah dasar yang menjadi bahasa pengantar ialah bahasa ibu, selain bahasa resmi, maka berhitung, sejarah, dan geografi menjadi mata pelajaran. Sains tidak termasuk mata pelajaran yang diwajibkan, jadi mungkin ada di sekolah lain. Semenjak konstitusi menetapkan bahwa negara bersifat sekuler, tidak diberikan pelajaran agama di sekolah. Kebanyakan sekolah rendah mengajarkan salah satu keterampilan, seperti bertenun, bekerja dengan tanah liat, mengolah kulit, berkebun dan lain-lain. Pelajaran ketrampilan ini terutama didorong oleh cita-cita pendidikan Mahatma Ghandi. Ia menginginkan adanya keseimbangan antara latihan otak dan latihan tangan. Gandhi memusatkan latihan tangan itu pada pertemuan dan pemerintahan benang, sesuai dengan anjuran swadeshi, yang hendak membuat pakaian sendiri, sebagai alat politik ekonomi. Kemudian diperluas dengan menambah ketrampilan lain di sekolah dasar.
Diatas sekolah rendah/dasar ada sekolah sambungan, yang merupakan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan anak-anak untuk sekolah menengah. Sekarang sudah ada ditempelkan sekolah sambungan pada sekolah rendah/dasar. Tetapi kadang-kadang ada juga yang ditempelkan pada sekolah menengah.
Sekolah menengah lamanya 2 sampai 4 tahun. Direncanakan semua akan menjadi tiga tahun yang disambung dengan college 3 tahun. Tujuannya ialah untuk persiapan bagi universitas. Mahasiswa yang mengikuti jenjang ini ketika masuk universitas dipukul rata berumur 17 tahun. Sekolah teknik dan kejuruan lain yang lamanya 3-4 tahun menerima tamatan Sekolah Sambungan. Di sekolah Menengah pelajaran bahasa sangat diutamakan. Bahasa Hindi merupakan mata pelajaran wajib. Mereka yang hendak ke Universitas perlu mempelajari bahasa Inggris. Disamping pelajaran bahasa, siswa dapat memilih 3 bidang diantara bidang berikut: ilmu pengetahuan sosial, sains, teknologi, perdagangan, pertanian, kesenian, kesejahteraan keluarga. Ketrampilan agak berkurang di Sekolah Menengah.
0 Reviews:
Post Your Review