Bangladesh, yang berarti bangsa Bengali, mempunyai luas wilayah yang relatif kecil, hanya sekitar 147.570 atau 56.977 mill. Namun sekalipun wilayahnya kecil, Bangladesh dikenal sebagai salah satu negara yang berpenduduk paling banyak dan paling miskin di dunia. Pada waktu memisahkan diri dari Pakistan tahun 1971, penduduk Bangladesh berjumlah lebih dari 80 juta jiwa. Pada 1980-an, penduduk Bangldesh telah bertambah menjadi lebih dari 96 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2011, penduduk Bangladesh telah meningkat menjadi 161.083.804 jiwa.
Wilayah Bangladesh sebagian besar dibentuk oleh delta dua sungai utama, yaitu Sungai Gangga yang berhulu di Pegunungan Himalaya India (di Bangladesh disebut Sungai Padma) dan Sungai Brahmaputra (di Bangladesh disebut Sungai Jamuna) yang bermata air di Pegunungan Himalaya Nepal. Kedua sungai itu dipertemukan oleh Sungai Meghna dan disebut sebagai sungai Mahapadma. Dari kedua sungai tersebut, dihasilkan anak-anak sungai yang banyak, sehingga Bangladesh benar-benar merupakan lahan yag sangat subur bagi pertanian. Tetapi meskipun sanga subur dan dikenal sebagai lumbung padi di Asia Selatan, Bangladesh selalu dihadapkan pada ancaman banjir bandang yang datang setiap musim hujan, terutama karena letaknya yang sangat rendah dari permukaan laut.
Pada dasarnya wilayah Bangladesh terdiri atas bagian Bengala sebelah timur (Bengala Barat masuk wilayah India) dan ditambah dengan Distrik Assam yang bernama Sylhet. Beribu kita di Dhaka. Wilayah ini sewaktu masih menjadi bagian dari Negara Pakistan, dipisahkan dari saudaranya (Pakistan Barat) sejauh lebih dari 1.000 mil ( 1. 600 km).
Penduduk Bangladesh biasanya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni suku mayoritas Bengali dan suku Bukit Chittagong. Sebagian besar penduduknya Muslim, dengan perincian proporsi: 89,7% beragama Islam; 9,2% beragama Hindu; beragama Budha 0,7% dan beragama Katolik-Roma 00,3% dan selebihnya kelompok animis sebanyak 0,1%. Bahasa utama yang dipakai penduduknya adalah bahasa Bengali, sementara bahasa Inggris dipergunakan secara luas dalam pemerintahan, dunia usaha dan pendidikan tinggi.
Dilihat dari sudut rasial, sebagian besar penduduk Bangladesh (suku bangsa Bengali) merupakan cabang dari ras Indo-arya, yang telah mengalami pencampuran dengan ras Dravida. Ini nampak dari ciri fisik mereka yang rata-rata bertubuh langsing, kulit coklat, perawakan agak pendek, rambut hitam mengkilat dan paras penuh perasaan.
Pengalaman Bangladesh
Di Bangladesh, pendidikan keagamaan didominasi oleh pendidikan Islam (Barnes, 2002: 56). Yang menarik dari pengalaman Bangladesh adalah soal kedudukan wanita dalam pendidikan. Wanita ditempatkan pada posisi yang diprioritaskan dalam pendidikan, karena sebelumnya wanita kurang mendapatkan tempat dalam proses kegiatan pendidikan. Wanita-wanita muslim Bangladesh dimasukkan dalam pendidikan madrasah. Pendidikan ini ditekankan untuk membekali mereka sebagai calon-calon ibu rumah tangga yang siap untuk menjadi pendidik pertama dalam keluarga untuk anak-anaknya.
Karakteristik pendidikan madrasah di Bangladesh adalah sebagai berikut: (a) metode pengajarannya adalah Urdu. (b) tidak ada referensi yang dijadikan isi kurikulum, (c) sangat bergantung pada teks-teks klasik, (d) bidang studi yang dipelajari adalah fiqh, ushul fiqh, hadits dan kalam bagi siswa sunni dan syiah (Langgulung, 2004). Perguruan tinggi Islam menggariskan kurikulum Islam pada silabus Bahasa Arab, Fiqih, Ushul Fiqih, hadits, sejarah, dan filsafat Islam. Mata-mata kulaih ini diperuntukkan bagi mahasiswa laki-laki dan wanita. Kesimpulan dari artikel itu adalah bahwa pendidikan Islam untuk para wanita itu bertambah dan beragam dalam bentuk pendidikan formal dan non formal.
Madrasah di Bangladesh
Ada dua jenis madrasah di Bangladesh yaitu madrsah Quami (Quomi madrasas) yang diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 6.500 madrasah yang terdiri dari tingkat dasar, menengah dan atas. Sementara jumlah siswa diperkirakan mencapai 1.462.500 siswa dan 130.000 guru. Madrasah ini sesungguhnya tidak memperoleh bantuan dari pemerintah, akan tetapi madrasah ini didukung oleh pengusaha dan hartawan yang religious tanpa bantuan zakat dan donasi. Dengan donasi yang bersifat outonomi, maka madrasah ini merupakan sumber utama kekuatan politik agama yang bersifat independen yang mendasarkan diri pada ulama di Bangladesh.
Kategori lain system madrasah di banglades adalah madrasah-madrsah yang dikontrol oleh pemerintah Bangladesh. Kurikilum yang dikembangkan bercorak religious dan sekuler. Ada lima tingkatan bagi jenis madrasah yang dikontrol oleh pemerintah yaitu:
- Ibtedai (elementary),
- Dakhil (secondary),
- Alim (higher secondary),
- Fazil (B.A),
- Kamil (M.A).
Seluruh tingkat madrasah ini mengajarkan mata pelajaran modern seperti bahasa inggris, bangla, sains, studi social, matematika, geografi, sejarah dan lain-lain.
Seperti halnya Negara-negara tersebut diatas, Bangladesh mengembangkan ciri khas madrsah yang dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah menggunakan bahasa urdu sebagai pengantar pembelajaran, Bangka ditetapkan sebagai subjek wajib untuk level menengah, mata pelajaran politik, ekonomi, dan sejarah islam diajarakan, bahasa inggris adalah mata pelajaran yang wajib, sekolah dasar di integrasikan kedalam madrasah quomi yang mengajarkan pendidikan umum dan agama, perbandingan agama ditambahkan dalam kurikulum, birokrasi dan prosedur administrasi serta manajemen professional, adanya standarisasi evaluasi akademik oleh institusi dengan system sentralisasi kurikulum, silabus dan ujian dan bantuan dapat diperoleh dari berbagai sumber.
0 Reviews:
Post Your Review